Mengenal Rukun Kabah Di Masjidil Haram
“Dan sempurnakanlah ibadah hajji juga umrah karena Allah”
QS.al Baqarah (2) : 196
Resolusi Suci Tahun Yang Akan Datang
Bismillah . . . Allahu_Akbar !!
Membaca status Mbak Wardah Fajri resolusinya untuk tahun
2017 yang akan datang adalah #UmrahKeBaitullah
hal yang amaging merindu dan memancang niat di tulis pada status facebook.
Bagi para netizen menuliskan
resolusi di akhir tahun adalah semacam tantangan untuk di wujudkan
secara realistis, persiapan bekal yang terkait dengan rencana – rencana pada
awalnya harus difikirkan diantara yang utama adalah fisik harus sehat dan vit, mental siap
menghadapi berbagai kendala dalam perjalanan, ilmu adalah bekal yang
kemelakatannya memberi manfaat tidak tanggung – tanggung untuk kebahagiaan
prosesi baik haji maupun umrah sehingga jauh – jauh hari teramat urgent dilakukan secara bertahap.
Subhanallah wal Hamdulillah wala Haula wala Quwwata
illabiLlah, Bunda
menyambut dengan gembira dan sangat
mendukung niat suci ini semoga
terwujud syukur jika bisa berangkat
bersama – sama dengan para blogger energik lainnya, bisik – bisik serius ke Donna Imelda Mbak Dahlia Yustina Neng Usi
Saba Kota Uni Evi Indrawanto Mbak Monika
Yolando Uni Raiyani Muharramah Teh Nia K. Harajnto, Ceu
Jalayjo, Teh Ligya Pecandu Hujan Susanti Hara Jv Mbak Sally Fauzi Mbak Lendy, Neng Zia Subhan dan Teh Shanty Dewi Arifin Uni
Yuni Adam, Mbak Gendis Rara Danerek Mbak Umi Lestari dan Teh Ima Rochmawati oiya Teh
Dina Sulaeman (beliau sudah punya seat hajji, tinggal menanti panggilan
antrian).
Rukun Yamani Dan Rukun Aswadi |
Haji
Dan Umrah
Hajji dan Umrah ada persamaan dan juga berbagai perbedaan ritual kususnya terkait waktu, ibadah haji di laksanakan di bulan Dzulhijjah
biasanya jamaah telah di persiapkan semenjak bulan Syawwal, sedang ibadah
umrah bisa dilaksanakan pada saat
musim haji dan bebas di lakukan di luar musim haji, spiritnya adalah merealisasikan
kethaatan kita sebagai makhluk pada Sang Khalik sehingga secara otomatis jamaah
bisa napak tilas tentang kethaatan juga perjuangan para Nabi Agung seperti Nabi
Ibrahim As dan puteranya Nabi Ismail As juga Nabi Muhammad SAW jangan lupa Ibunda Siti Hajar dan Ibunda Siti
Khadijah demikianpun Ibunda Siti Aisyah Ra adalah mereka yang cermerlang di
jamannya dan cermerlang kelak di akhirat,
kita magh . . . duh rasa – rasanya kethaatan pada Allah SWT jika dibandingkan
dengan mereka ibarat jarak Bumi dan Langit.
Mengenal Rukun Kabah
Kapanpun seseorang dipanggil Allah SWT untuk ziarah ke tanah Harom
( tanah suci ) kita semua akan menyaksikan dengan takjub bangunan sangat sakral
dan bersejarah ini, mungkin dikarenakan aura alam Malakut yang di bawa dari Syurga ke
muka bumi ini menjadikan setiap jamaah tercengang baik pada pandangan pertama
demikian setiap memandangnya tidak ada
kata – kata tepat bagi penglihatan ini kecuali doa indah . . . yang layak kita
lantunkan di seluruh area Ka’bah.
Ka’bah disebut juga Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul Atiq (Rumah Kemerdekaan), bangunan ini berupa tembok persegi
empat yang terbuat dari batu – batu
besar berwarna kebiru – biruan berasal dari gunung – gunung disekitar
Mekkah.
Rumah Allah ini tentu saja di bangun
diatas satu fondasi yang kokoh terbuat dari batu marmer, tebalnya kira – kira 25 cm. Sebagaimana Allah SWT mewahyukan pada Sang
Nabi Agung Muhammad SAWW :
Inna awwala baytin wudhi’a linnaasi lalladzii
bibakkata mubaarakan wahudan lil’aalamiina
Allahlah yang telah
menjadikan Ka’bah sebagai rumah suci_Nya itu sebagai pusat peribadatan dan pusat urusan dunia bagi manusia terbukti nyata dan
terang, maka berikut
ini rincian data fisik Ka’bah sebagai berikut (Bunda merujuk dari Buku Pintar Haji Dan Umrah
Iwan Gayo); tinggi
seluruh dinding Ka’bah ± 15 m karena
bentuknya seperti kubus maka ada empat sudut dengan empat dinding yang di sebut
rukun.
Rukun Aswadi,
Sudut Ka’bah tempat diawali dan berakhirnya prosesi thawaf (mengelilingi Ka’bah) dari titik inilah para jamaah memulai thawaf
dan dititik ini pula thawaf
diakhiri, lebar dinding Timur ini sekitaran 10.22 m, rukun Aswadi adalah titik yang paling
beresiko tinggi disebabkan di Rukun Aswadi terletak batu hitam dari langit
sunnah menciumnya bagi mereka yang memungkinkan. Menurut Bunda sekiranya Nabi
menyaksikan betapa jutaan manusia berlomba mencium Hajar Aswad dan tingkat
bahaya sedemikian tinggi hukum sunah mungkin
akan di revisi beliau.
Rukun Iraqi,
sudut yang satu garis dengan Rukun Aswadi posisi sebelah Utara dengan lebar
dinding wilayah ini ± 10.02 m dan antara kedua rukun ini terdapat pintu Ka’bah
di sebut Multazam juga disepanjang
garis ini jamaah selalu berkerumun bahayanya cukup lumayan perlu waspada plus
berhati – hati hanya sedikit jamaah yang mengetahui di antara kedua karis ini
terletak titik keluarnya air Zamzam yang awal ditandai dengan semacam bahan dari
stenless steel berbentuk lingkaran
diameter sekitaran 30 – 40 cm, termasuk titik ijabah.
Denah Ka'bah |
Rukun Syam, sudut yang
segaris dengan rukun Syam posisi sebelah Barat lebar dinding Barat 11.50 m jika
di tarik garis lurus antara rukun Iraqi dan rukun Syam terdapat Hijir Ismail
dan Talang emas. Jamaah bisa masuk ke
dalam wilayah Hijir Ismail dan melaksanakan shalat dua rakaat akan tetapi harus
tetap waspada, di bawah talang emas kita
dapat memeluk dinding Ka’bah sambil berdo’a memasrahkan jiwa dan raga yang
penuh beban dosa tentu jika kesempatan itu tiba yang Bunda rasakan saat
memeluknya jiwa ini seperti binatang yang terluka parah . . . penuh rasa malu
yang tiada terhingga di hadapan Nya.
Rukun Yamani; posisi
berada di sebelah Selatan, Rukun Yaman lebar
dinding Selatan sekitar ± 10.13 m
jika di tarik garis lurus menuju Rukun Aswadi pada rentang ini sebagian jama’ah bersiap naik diatas tambang yang
besarnya hampir dua kepalan lengan orang dewasa sehingga dengan leluasa
siapapun menaiki tambang ini dimulai titik Rukun Yamani menuju ke arah Rukun Aswadi, dan itu pula yang Bunda lakukan sehingga
terjatuh dan terbawa arus pusaran jama’ah masih berutung (Alhamdulillah)
selamat.
Tingkah polah Bunda di tahun 1996 itu seakan ada dorongan kuat
untuk memperjuangkan diri bisa mencium batu hitam Hajar Aswad berhari –
hari melakukan panjat tambang dengan rasa penasaran dan berulang kali gagal
maning . . . gagal maning., penasaran
dengan penjelasan Rasulullah bahwa saat memulai thawaf hendaknya menyentuh
batu ini jika tidak mampu maka cukuplah dengan KissBye.
Akan tetapi rasa penasaran itu menggumpal kemudian berbuah emosi
liar untuk mencium Hajar Aswad dilakukan secara sembunyi – sembunyi tanpa membawa
jamaah, yang pada akhirnya introspeksi diri suatu malam menjelang shubuh Bunda
lakukan thawaf sunnah dengan memohon pada Allah untuk di mudahkan mencium Hajar
Aswad, adzan shubuh bergema . . . seluruh jamaah menyusun barisan (shaf) karena
wilayah Multazam dikosongkan untuk menyiapkan wilayah berdirinya para Imam Masjidil Haram dekat dengan Maqom
Ibrahim.
Ketika usai adzan shubuh area Multazam, Hajar Aswad tampak berkilau seakan memanggil Bunda untuk mendekat
dan memeluknya dengan spontan menyerbu kewilayah yang telah kosong dari jamaah,
tanpa disadari salah seorang Askar penjaga Batu Hitam langsung menangkap perempuan bonsai
ini dan melempar ke area jamaah kaum wanita berkumpul, sang perempuan terbangun segera dan kembali
berlari hingga tiga kali di lempar sang goliath tiga kali pula terbangun ; pada kali keempat Bunda menghadap dengan santun
pada wajah hitam dan sangar dan saya ucapan kalam “Salam alyka yaa Akhi, saya
ingin mencium hajar aswad sekejap saja Salam Alaik . . . Assalamu’alaikum ila
Anta” tentu saja bukan sandiwara Bunda
menangis mengucapkannya.
Mr. Askar melunak dan jatuh kasian pada perempuan cilik diantara
ratusan ribu jamaah yang hendak melakukan shalat shubuh ketika itu dan iapun membimbing
serta mengantar menuju Batu Hitam, dengan sigap Bunda lantun kan doa ; berbalik
menuju area Multazam merapat dengan jamaah lainnya sujud syukur tanpa bilangan.
Rukun Yamani Rukun Aswadi Rukun Iraqi dan Rukun Syam adalah kisah
demi kisah tentang perjuangan mencoba untuk menthaati hukum dan ketentuan demi
ketentuan Nya, tidak mudah memang namun Allah selalu saja memberi kemudahan
dengan caraNy yang tidak pernah bisa di tebak.
Bisa baca juga Sensasi Menyaru Menuju Raudhah
DEDIKASI UNTUK MEREKA
Tulisan ini Bunda dedikasikan untuk semua blogger
yang menuliskan resolusi suci #HajidanUmrah2017
dan bagi 12 Putera- puteri dan mantu
kami (Ritchie Ramadhan, Dzulfikar Al’Ala, Hudaibiyah Al Faruqie, Mujahidah
Raihanah Fawwaz Ibrahim Raidah Shabirah,
Ra adiyyah Mardhiyyah Hannah Siti Hajar Karimah Khalillah Muta’ally As Sajjad
Muhammad Ali Zainal Abidin Sajaah As Shadiqah Dzul Afaren Nasreen
Jum'at Mubarokan Akhir Desember 2016
Referensi :
Tafsir Ayat – Ayat Haji Telaah Intensif dari Pelbagai Madzhab.
KH.
Drs. Muchtar Adam. Mizan Khazanah Ilmu – Ilmu Islam, Bandung : 1994
Al Qur’an Dan Tafsirnya. Universitas Indonesia Jilid VI Juz
16-17-18.
Yogyakarta :PT. Dana Wakaf UII, 1990
Buku Pintar Haji Dan Umrah. Iwan Gayo, Jakarta : Pustaka Warga
Negara 2012
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Rukun Kabah Di Masjidil Haram"
Posting Komentar