Rujak Legok Awi Dan Nikmatnya Bersaudara



Gula Merah Pilihan (pict : dok.pribadi)


Rujak   biasanya mengimajinasikan pikiran  kita yang mendengar kata  “rujak”  pada perempuan  yang tengah ngidam aneka buah yang masam kecut dan bumbu gula merah yang manis dan pedas.

Bahan buah – buahan untuk rujak beberapa diantaranya adalah :  kedondong,  mentimun, mangga muda, belimbing, jambu air, nenas dan pepaya mangkel (belum matang) serta  bengkuang atau ada juga yang menyebutnya dengan ubi susu,  entah ya kenapa disebut ubi susu.



Sepertinya semua daerah dan wilayah sudah cukup mengenal rujak dengan varian buah – buahannya dan rekayasa bumbu yang mungkin ada semacam modifikasi cukup akrab di semua budaya Nusantara,  yang terbayang adalah  rasa segarnya. 

Sedikit Kisah Bumbu Rujak Ciherang
Bandung dengan aneka kuliner yang teramat kaya macam dan ragamnya,  tetap memiliki budaya ngarujak pada kalangan remaja bahkan pada suatu daerah yang di kenal dengan nama Ciherang mempertahankan bumbu rujak dari sejak jaman Belanda.

Belimbing Bintang dan Kweni (pict:dok.pribadi)



Coet dan Ulekan (pict:dok.pribadi)

  Bumbu rujak Ciherang  disamping bumbu tersebut  awet sudah menggunakan wadah khusus daya tahannya lebih dari satu bulan dan kini menjadi salah satu budaya calon jemaah haji  / umrah berbekal bumbu rujak Ciherang pelengkap gembolan merangsang selera cukup dengan mengeluarkan fulus sekitar lebih kurang tiga puluh lima ribu rupiah.

Keunggulan bumbu rujak Ciherang adalah teknik mengolah gula merah dengan ciri khas yang bertahan hingga lebih dari tujuh puluh satu tahun dengan menambah  campuran sejenis tanaman  yang di kenal dengan sebutan :

-          Honje  
Aroma khasnya agak langu, bagi yang telah akrab aroma honje itu  segar dan specifik lokal meskipun cukup  akrab akan tetapi banyak yang agak sedikit asing dan aneh.

-          Combrang
Di beberapa wilayah honje ada juga yang menyebutnya dengan kata combrang biasanya ramai di sebut oleh para pedagang pecel sekitar Purworejo di jaman para pedagang asongan masih bebas hilir mudik lalu lalang di gerbong – gerbong kereta api jurusan ke arah timur khususnya Yogyakarta.

-          Kincung
Masyarakat sumatera Utara, honje atau combrang biasa disebut kincung, mereka biasa memasak sayur ikan teri campur takokak atau rimbang dan kincung ini. 

Bersaudara itu Nikmat (pict:dok.pribadi)


Konon menurut Almarhum Kakeknya Bunda bernama bapak Haji Sanusi Hidayat  yang menjadi salah seorang pelanggan fanatik bahwa bumbu Rujak Ciherang di kenal juga dengan sebutan Rujak Mpeuh karena pemilik yang pertama kali bernama Mpeuh.


Bagi mereka yang biasa membuat bumbu rujak sesungguhnya bumbu utamanya terdiri dari gula merah, asam, garam dan lombok rawit bahkan ada yang menambahkan sedikit kacang plus kecap dan terasi (jika suka).  

Jenis Buah - buahan
Jenis buah – buahan sesungguhnya tergantung selera situasi dan kondisi,  sebagai mana yang telah Bunda tulis bisa kedondong, mangga muda, jambu, bengkuang, mentimun dan nenas sedangkan apel sangat jarang digunakan untuk ngarujak,  akan tetapi saat di tanah suci para jamaah haji dan umrah khususnya yang berasal dari Bandung ngarujak itu menggunakan apel dan mentimun plus wortel hehehe . . . . enak dan segar saja.

Nenas Cocok (pict:dok.pribadi)

Padahal orang Bandung jarang sekali menggunakan apel dan wortel untuk kelengkapan ngarujak, karena buah – buahan lain sudah cukup banyak tersedia. Alhamdulillah.

Terbayang Nikmat (pict:dok.pribadi)


Cara Membuat Rujak
Membuat rujak itu relarif sangat mudah yang penting bahan bumbu telah tersedia, ada ulekan dan coet juga pisau untuk membersihkan dan mengiris berbagai buah – buahan yang akan menjadi  hidangan utama rujak.

Gula merah pilihan akan menentukan rasa rujak yang mantap, demikian juga asam jawa tidak perlu terlalu banyak karena kecut – kecutnya bisa kita peroleh dari kedondong atau mangga muda itu sudah cukup membuat rasa kecut.

Tahap pertama gula merah, garam dan lombok rawit diuleh rata baru kemudian asam jika suka ya tambahkan sedikit kecap manis dan terasi jika kurang suka tidak perlu menggunakan terasi.
Cara menyantapnya bisa meramai –  ramai mencoel dan mencocolkannya kedalam bumbu yang telah di ulek atau menggunakan piring oval dan buah -  buahan disusun baru di tambahkan bumbu rujak kesemua permukaan buah – buahan.

Bunda beserta anak – anak (Hannah, Caca dan Afaren) ponakan – ponakan Ezka Ochi juga Muhammad bersuka cita ngarujak sekitar tanggal 15  Maret saat liburan PilGuB Jakarta putaran pertama.
Lokasi tempat kami berkumpul Legok Awi menjadi pilihan unggulan disamping suasana udara yang segar, posisinya pas di pinggir jalan dan seusai ngarujak bisa menyantap mie ayam dan baso, horaay perutnya kaya tong kosong.

Kupas Tuntas Kweninya Teh Ezka (pict:dok.pribadi)


Menyambung Shilah Ar Rahiim
Pada umumnya keluarga besar di Indonesia itu saat ini  masing – masing sibuk dengan kegiatan dan urusan rutin yang tidak mungkin di cancel,  demikian juga dengan keluarga besar Bunda disamping jarak saling berjauhan, masih pada kuliah dan macam – macam urusan, maka saat liburan diusahan saling berjumpa dengan terlebih dahulu kami  kontak via Whats App sms dan inbox facebook.

Sehingga perjumpaan yang langka menjadi lebih seru saat masing – masing dari kami membawa buah – buahan, bumbu dan peralatan.

Memang Bunda yang membawa coet dan ulekan, bertambah seruuu ketika pengambilan gambar di tekape kemudian di unggah lewat media facebook dan instagram, akhirnyapun bisa dikisahkan juga disini meskipun sesudah melewati beberapa pekan yang lalu.

Ahad 16 April 2017 M
Senin  20 Rajab 1438 H

Belum ada Komentar untuk "Rujak Legok Awi Dan Nikmatnya Bersaudara"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel